Plt. KEPALA KANKEMENAG AGAMA KABUPATEN LAMPUNG UTARA PIMPIN UPACARA HAB KE-75 TAHUN 2021
Lampung Utara (Inmas). Selasa, 05 Januari
2021. Dalam rangka Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama ke-75 Tahun 2021, Kementerian
Agama Kabupaten Lampung Utara mengadakan Upacara Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian
Agama di halaman Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lampung Utara yang tetap
menerapkan Protokol Kesehatan. Selasa, 05
Januari 2021.
Pada upacara tahun ini, semua peserta
upacara memakai pakaian baju putih, celana hitam dan Jilbab Putih Bagi
Perempuan dan Peci Hitam untuk Laki-laki. Pakaian putih melambangkan kesucian,
artinya untuk tahun 2021 semua Aparatur Sipil Negara diharapkan bisa bekerja
dengan semangat baru dan penuh kesederhanaan. Upacara kali ini di ikuti oleh
jajaran pejabat Kementerian Agama,mulai dari Kasi/Kagara, Kepala KUA, Kepala MADrasah Negeri dan ASN Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Lampung Utara.
Tampil sebagai Inspektur upacara Plt. Kepala
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lampung Utara (H. Erwinto, M.Kom.I),
Bertugas sebagai Pembaca UUD 1945 (Ruslinda), dan Pembaca Panca Pra Setya
Korpri (Agus Sunarto) serta Pembawa Teks Pancasila (Upik Jupri) Bertugas
sebagai Pemimpin Upacara (Untoro), sebagai Perwira Upacara (Andi Irawan),
Petugas Do’a (Agus Taufikuurahman), Pengibar Bendera Merah Putih (Abdul Basid,
Ayub Mursalim, Angka Rosita) dan sebagai MC (Sepputriyani).
Dalam amanatnya, Plt. Kepala Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Lampung Utara (H. Erwinto, M.Kom.I) yang didaulat
membacakan sambutan Menteri Agama mengatakan di usia 75 Tahun Kementerian
Agama, mari kita memaknai segala prestasi yang telah dicapai dan menempatkannya
sebagai momentum untuk menebalkan niat dan motivasi dalam mencapai yang lebih
baik lagi di masa mendatang. Kementerian Agama memberikan anugerah penghargaan
dan apresiasi kepada seluruh elemen umat beragama tanpa membedakan satu sama
lain, atas dukungan, sinergi dan kebersamaannya mengwal tugas-tugas Kementerian
Agama. Peringatan Hari Amal Bhakti tahun ini mengusung Tema “Indonesia Rukun”. Tema
ini sejalan dengan semangat nasional yang menempatkan kerukunan umat beragama
seabagai salah satu modal bangsa ini untuk maju. Tanpa kerukunan, akan sukar
menggapai cita-cita besar bangsa agar sejajar dengan bangsa lain di dunia.
Pengembangan toleransi dan kerukunan
antar umat beragama merupakan karya bersama para Tokoh Agama, para Menteri
Agama dan Aparatur Kementerian Agama dari masa ke masa. Tanpa toleransi, tidak
ada kerukunan. Toleransi dan kerukunan antar umat beragama dilakukan dengan tanpa
mengusik akidah dan keimanan masing-masing
pemeluk agama. Pengalaman membuktikan toleransi dan kerukunan tidak tercipta
hanya dari satu pihak, sedangkan pihak lain berpegangan pada hak-haknya
sendiri. Dewasa ini, kita mengembangkan moderasi beragama, agar toleransi dan
kerukunan yang sudah ada lebih mengakar di dalam kehidupan sehari-hari bangsa
kita.
Di negara yang berdasarkan Pancasila ini, tidak ada diktator mayoritas atau tirani minoritas. Dalam kaitan itu, semua umat beragama dituntut untuk saling menghormati hak dan kewajiban masing-masing, di mana hak seseorang dibatasi oleh hak-hak orang lain. Pancasila adalah ideologi pemersatu yang merangkum nilai-nilai keindonesiaan sebagai bangsa yang beragama. Sila pertama dan utama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, meneguhkan identitas nasional sebagai bangsa yang beragama dan bermoral. Komitmen religius dan moralitas menjadi barometer apakah suatu bangsa dapat menjadi bangsa yang besar atau tidak. Sejalan dengan itu, tugas dan tanggungjawab sejarah bagi seluruh bangsa Indonesia adalah mengisi negara yang ber-Ketuhanan Yang
Dalam kesempatan ini, saya ingin mengingatkan tentang semangat Kementerian Agama baru
dan semangat baru dalam mengelola Kementerian Agama. Semangat Kementerian Agama baru itu
dapat diterjemahkan dengan beberapa kata kunci. Pertama, manajemen
pelayanan dan tata kelola birokrasi yang harus semakin baik, termasuk di
dalamnya pelayanan penyelenggaraan haji dan umrah, pendidikan agama dan
keagamaan, serta pusat pelayanan keagamaan. Kedua, penguatan moderasi
beragama. Salah satu penekanan moderasi beragama adalah pada penguatan literasi
keagamaan, budaya toleransi, dan nilai-nilai kebangsaan. Ketiga,
persaudaraan, yang meliputi merawat persaudaraan umat seagama, memelihara
persaudaraan sebangsa dan setanah air dan mengembangkan persaudaraan
kemanusiaan. Saya mengajak kita semua mari mengedepankan akal sehat dan
hikmah/kebijaksanaan dalam menyikapi berbagai persoalan keumatan dan kebangsaan
saat ini maupun di masa-masa yang akan datang.
Sebelum mengakhiri sambutan ini Erwinto,
berpesan kepada seluruh jajaran Kementerian Agama Kabupaten Lampung Utara agar
senantiasa menjaga marwah kementerian yang kita cintai sebagai organisasi yang
sarat dengan nilai, kultur, dan tradisi baik, serta dapat beradaptasi dengan
kemajuan zaman saat ini dengan kemajuan teknologi yang begitu cepat. (Rd).
0 Comments:
Posting Komentar